Senin, 13 April 2009

Iman Bartimeus

Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerikho. Dan ketika Yesus keluar dari Yerikho, bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan orang banyak yang berbondong-bondong, ada seorang pengemis yang buta, bernama Bartimeus, anak Timeus, duduk di pinggir jalan. Ketika didengarnya, bahwa itu adalah Yesus orang Nazaret, mulailah ia berseru: "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!" Banyak orang menegornya supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: "Anak Daud, kasihanilah aku!" Lalu Yesus berhenti dan berkata: "Panggillah dia!" Mereka memanggil orang buta itu dan berkata kepadanya: "Kuatkan hatimu, berdirilah, Ia memanggil engkau." Lalu ia menanggalkan jubahnya, ia segera berdiri dan pergi mendapatkan Yesus. Tanya Yesus kepadanya: "Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" Jawab orang buta itu: "Rabuni, supaya aku dapat melihat!" Lalu kata Yesus kepadanya: "Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!" Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya – Markus 10:46 – 52

Bartimeus mempunyai tingkat iman yang lebih tinggi. Ia berani ”mengusik” Tuhan Yesus yang sedang dalam perjalanan. Ia berani berteriak-teriak dengan keras untuk menarik perhatian Tuhan Yesus. Ketika semua orang menyuruhnya diam, ia justru semakin keras berteriak.

Kalau sepuluh orang kusta punya ”iman gabungan” untuk datang kepada Yesus, maka Bartimeus punya iman untuk ”berjuang sorang diri”. Kalau satu orang kusta punya iman yang lebih tinggi dari sepuluh orang kusta sehingga berani datang sendirian ke hadapan Yesus, maka Bartimeus lebih lagi. Ia memang tidak datang kepada Yesus karena ia buta. Tetapi ia berteriak untuk menarik perhatian Yesus. Tidak hanya itu, ia berteriak sedemikian rupa sehingga orang-orang di sekitarnya mulai merasa terganggu. Orang-orang di sekitarnya mungkin kurang percaya bahwa Yesus bisa menyembuhkan Bertimeus. Atau mungkin juga percaya, tetapi mereka kurang care. Akibatnya, justru mereka yang menjadi penghalang untuk kesembuhan Bartimeus.

Pernahkah anda mengalami hal seperti itu? Anda punya iman untuk sesuatu tetapi lingkungan anda tidak mendukung anda. Tidak hanya itu, lingkungan anda, teman-teman anda, saudara seiman dan orang-orang terdekat malah menghalangi iman anda untuk meraih apa yang Tuhan janjikan. Bartimeus mengalaminya. Ia harus berjuang melawan keadaan di sekitarnya sebelum akhirnya Tuhan Yesus memanggilnya dan bertanya, "Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?"

Wauw...! Pernahkah anda berdoa sedemikian rupa sehingga Tuhan datang dan bertanya, "Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" Salomo pernah mengalami hal ini ketika ia mempersembahkan korban yang tidak terhingga banyaknya.

Pada suatu hari raja pergi ke Gibeon untuk mempersembahkan korban, sebab di situlah bukit pengorbanan yang paling besar; seribu korban bakaran dipersembahkan Salomo di atas mezbah itu. Di Gibeon itu TUHAN menampakkan diri kepada Salomo dalam mimpi pada waktu malam. Berfirmanlah Allah: "Mintalah apa yang hendak Kuberikan kepadamu. – I Raja-raja 3:4,5

Bartimeus tidak punya uang cukup banyak untuk mempersembahkan korban seperti yang dilakukan Salomo, tetapi ia berdoa begitu rupa sehingga Tuhan bertanya "Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?". Ada satu level iman tertentu yang menerobos semua hambatan di sekitarnya dan melaju dengan pesat ke hadapan Tuhan dan meraih apa yang Ia janjikan. Orang-orang seperti Bartimeus pada akhirnya memperoleh apa yang mereka inginkan dari Tuhan walaupun pada awalnya mereka mungkin dianggap ekstrim, ”sudah di luar batas” atau keterlaluan. Mereka harus menghadapi pandangan apatis atau ketidakpercayaan dari teman-teman dekatnya sendiri sebelum akhirnya memperoleh apa yang Tuhan janjikan.

Diperlukan ketekunan menghadapi banyak rintangan sebelum pada akhirnya kita mendapat apa yang Tuhan janjikan bagi setiap orang percaya.

Sebab itu janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu, karena besar upah yang menantinya. Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu. – Ibrani 10:35, 36

Tidak ada komentar:

Posting Komentar