Selasa, 10 Februari 2009

Iman Sebagai Bahan Dasar

Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. – Ibrani 11:1

Now faith is the substance of things hoped for, the evidence of things not seen. – Terjemahan KJV

Faith makes us sure of what we hope for and gives us proof of what we cannot see. – Terjemahan CEV


Iman adalah bahan dasar (substance) untuk segala sesuatu yang kita harapkan, dan sebagai bukti segala sesuatu yang tidak kita lihat. Kalau panca indera kita bisa melihat, mendengar, mencium, mengecap dan merasa sesuatu yang ril dan merupakan bukti sah bahwa sesuatu itu ada atau nyata, maka iman adalah bukti untuk sesuatu yang tidak dapat ditangkap oleh panca indera kita. Iman menerima sesuatu yang tidak dapat ditangkap oleh indera kita sebagai sesuatu yang nyata.

Iman juga merupakan substansi, bahan dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan. Jika kita ingin kesembuhan, bahan dasarnya adalah iman. Jika kita ingin kelimpahan, bahan dasarnya adalah iman. Jika kita ingin sesuatu, maka bahan dasarnya adalah iman.

Jika kita berdoa untuk kesembuhan misalnya, mungkin tubuh kita masih sakit dan indera kita menyatakannya demikian, tetapi iman kita mengatakan bahwa oleh bilur-bilurNya kita sudah sembuh.

Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh. – I Petrus 2:24

Rentang waktu antara iman kita yang percaya bahwa kita sudah sembuh sampai pada akhirnya indera kita setuju dengan hal tersebut merupakan medan pertempuran yang membutuhkan ketekunan. Abraham percaya pada janji Tuhan dan pada saat itu Tuhan memperhitungkannya sebagai kebenaran. Tapi sampai janjiNya terealisasi dibutuhkan waktu yang cukup lama.

Sebab apakah dikatakan nas Kitab Suci? "Lalu percayalah Abraham kepada Tuhan, dan Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran." - Roma 4:3

Lalu TUHAN membawa Abram ke luar serta berfirman: "Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya." Maka firman-Nya kepadanya: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu." Lalu percayalah Abram kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran. – Kejadian 15:5,6

Sejak saat itu, sudah dipastikan bahwa Abraham akan punya banyak keturunan walaupun untuk realisasinya butuh waktu lama dan melalui masa-masa yang sukar bahkan mustahil. Tapi apa yang Tuhan janjikan tetap terjadi sebab sudah ada substansinya, sudah ada bahan dasarnya, yaitu iman.

Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup. Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah, dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan. Karena itu hal ini diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran. - Roma 4:19-22

Apakah yang anda sedang doakan? Adakah yang sedang anda harapkan? Apakah anda sudah mempunyai bahan dasarnya? Apakah anda sudah mendapat iman untuk hal tersebut? Sekalipun panca indera anda mengatakan tidak ada dan otak anda mengatakan tidak mungkin, keadaan dan lingkungan juga tidak mendukung, jika anda sudah mendapat bahan dasarnya, jika anda sudah mendapat iman untuk hal tersebut, maka hanya soal waktu dan ketekunan untuk realisasinya.

Sebab itu janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu, karena besar upah yang menantinya. Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu. - Ibrani 10:36

Tidak ada komentar:

Posting Komentar